SOLUSI AMPUH ANGGOTA TIM INOVASI TEMBA KOLO ATAS ADUAN MASYARAKAT

KOTA BIMA - "Inovasi Temba Kolo (Literasi melalui Membaca Kolektif Online) di SMPN 10 Kota Bima adalah inisiatif yang luar biasa untuk meningkatkan minat baca siswa. Namun, dalam setiap inovasi, pasti ada tantangan yang muncul. Berikut adalah tiga buah pengaduan masyarakat yang mencuat, beserta solusi dari Tim Pelaksana" ungkap Bapak Inisiator Temba Kolo, Suhardin, S.Pd.,M.M.

1.        Keterbatasan Akses Internet dan Perangkat

Pengaduan: "Saya sebagai orang tua merasa program ini kurang efektif karena tidak semua siswa memiliki akses internet yang stabil dan perangkat pribadi seperti smartphone atau laptop. Anak saya terpaksa harus menggunakan handphone orang tuanya dan seringkali kesulitan mengikuti karena bentrok dengan jam kerja kami. Selain itu, kuota internet juga menjadi beban tambahan bagi keluarga." demikian tutur salah seorang orang tuas siswa yang enggan menyebutkan namanya, 25 Oktober 2024. atas pengaduan tersebut Ketua Tim Pelaksana Temba Kolo, Bapak Syumardi,S.E.) menawarkan beberapa solusi, "Kami memahami sepenuhnya tantangan ini dan telah merumuskan beberapa solusi untuk memastikan semua siswa dapat berpartisipasi. (1) Kolaborasi dengan Komunitas: Kami akan menjalin kerja sama dengan pihak kelurahan atau pusat komunitas setempat untuk menyediakan akses Wi-Fi gratis dan tempat yang nyaman bagi siswa untuk membaca; (2) Penyediaan Perangkat Sekolah: Pihak sekolah akan menyediakan perangkat digital seperti komputer atau tablet yang dapat dipinjam oleh siswa yang tidak memiliki perangkat pribadi. Peminjaman ini akan diatur dengan jadwal tertentu agar semua siswa mendapatkan kesempatan; (3) Fleksibilitas Jadwal: Tim akan menyediakan rekaman sesi membaca daring agar siswa yang tidak bisa mengikuti secara real-time dapat tetap berpartisipasi kapan saja; dan (4) Bantuan Kuota Belajar: Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Bima untuk mengusulkan adanya bantuan kuota data khusus untuk kegiatan belajar dan membaca online.

 2.        Interaksi yang Kurang Efektif Dibandingkan Tatap Muka

Pengaduan dari Ayahnya Ainun "Anak saya merasa kurang antusias mengikuti program Temba Kolo karena interaksinya tidak sekuat saat membaca bersama di kelas. Diskusi yang terjadi di platform online terasa kaku dan sulit untuk menumbuhkan semangat kebersamaan. Dia lebih suka berinteraksi langsung dengan teman dan guru". Dalam menjawab keluhan orang tua Ainun tersebut, Sekretaris Tim Inovasi Temba Kolo, Marwan,S.T. membeberkan beberapa solusi, yakni: "Kami mengapresiasi masukan ini dan setuju bahwa interaksi tatap muka memiliki keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, kami akan melakukan beberapa hal untuk meningkatkan kualitas interaksi online; (1) Pelatihan Fasilitator: Para guru dan fasilitator akan diberikan pelatihan khusus tentang cara memandu diskusi online yang lebih interaktif. Mereka akan diajarkan teknik-teknik untuk mendorong partisipasi aktif, seperti menggunakan fitur polling, breakout room, atau kuis interaktif; dan (2) Penggunaan Platform Interaktif: Kami akan mengeksplorasi penggunaan platform yang lebih interaktif dan menyenangkan. Kami akan mencoba untuk berdiskusi dengan penyedia layanan untuk mencari solusi yang lebih tepat untuk anak-anak sekolah; serta yang ke (3) Sesi Diskusi Hybrid: Untuk mengatasi kebosanan, kami akan mengkombinasikan kegiatan online dan offline. Misalnya, setelah membaca online, siswa akan diminta untuk berdiskusi secara langsung di kelas dalam kelompok-kelompok kecil.

3.        Pemilihan Buku yang Kurang Bervariasi dan Menarik

Pengaduan: "Sebagai orang tua, saya melihat daftar buku yang disediakan untuk program ini kurang bervariasi. Anak saya sering merasa bosan karena buku yang dibaca hanya seputar cerita fiksi yang monoton. Kami berharap ada pilihan buku yang lebih beragam, seperti buku non-fiksi tentang sains, sejarah, atau petualangan yang bisa memicu minat baca lebih luas.". Solusi dari Tim Pelaksana yang diwakili oleh Ibu Sukatmi, S.H. selaku Anggota tim temba Kolo, "Terima kasih atas sarannya yang sangat membangun. Pemilihan buku memang menjadi salah satu kunci keberhasilan program literasi. (1) Survei Minat Baca Siswa: Kami akan mengadakan survei rutin untuk mengidentifikasi genre dan judul buku yang paling diminati oleh siswa. Masukan dari siswa dan orang tua akan menjadi dasar utama dalam menentukan buku yang akan dibaca selanjutnya; (2) Kolaborasi dengan Penerbit dan Perpustakaan: Kami akan menjalin kerja sama dengan penerbit buku dan perpustakaan daerah untuk mendapatkan akses ke berbagai koleksi buku, termasuk buku non-fiksi, komik edukasi, dan majalah; dan (3) Membuka Kesempatan Donasi: Kami akan membuka program donasi buku dari masyarakat atau alumni SMPN 10 Kota Bima untuk memperkaya koleksi buku yang tersedia secara digital.

Ibu Sumi, demikian sapaan akrabnya Sukatmi, S.H. menambahkan "Dengan adanya solusi-solusi ini, kami berharap program Temba Kolo dapat terus berkembang dan memberikan manfaat maksimal bagi seluruh siswa SMPN 10 Kota Bima. Kami selalu terbuka untuk kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak".