INOVASI TEMBA KOLO DANA MAJU" SMPN 10 KOTA BIMA PADUKAN TEKNOLOGI DAN BUDAYA

KOTA BIMA — Setelah sukses dengan inovasi "Temba Kolo" (Literasi melalui Membaca Kolektif Online), SMP Negeri 10 Kota Bima kini melangkah lebih maju. Pada 1 November 2024, sekolah secara resmi meluncurkan inovasi yang telah dikembangkan menjadi "Temba Kolo Dana Maju". Inovasi ini menggabungkan kegiatan literasi digital dengan nilai-nilai filosofis budaya lokal Maja Labo Dahu (Malu dan Takut/Taqwa) yang menjadi ciri khas masyarakat Bima.

Bapak Suhardin, S.Pd., M.M., yang akrab disapa Pak Deo selaku inisiator inovasi, menjelaskan bahwa pengembangan ini bertujuan untuk menanamkan rasa bangga terhadap budaya lokal sekaligus meningkatkan kemampuan literasi siswa. "Temba Kolo Dana Maju" tidak hanya fokus pada kegiatan membaca online, tetapi juga mengintegrasikan pembahasan buku dengan nilai-nilai Maja Labo Dahu.

"Kami ingin agar anak-anak tidak hanya sekadar membaca, tetapi juga memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai luhur budaya kita. Filosofi Maja Labo Dahu mengajarkan tentang semangat pantang menyerah dan integritas," ujar Pak Deo dalam sambutannya di Acara Sosialisasi inovasi tersebut. Ia menambahkan, melalui inovasi ini, siswa akan diajak untuk berpikir kritis, menulis resensi buku, dan mendiskusikan kaitan antara isi buku dengan budaya Bima.

Program ini akan dilaksanakan secara rutin setiap hari Selasa dan Jumat, di mana siswa akan membaca buku-buku digital secara kolektif melalui platform daring. Diskusi akan dipandu oleh guru fasilitator untuk menggali pemahaman siswa secara lebih mendalam, termasuk relevansi isi buku dengan kehidupan sehari-hari dan nilai-nilai lokal.

Para siswa menyambut baik inovasi baru ini. Salah satu siswa, Aprilia, mengungkapkan antusiasmenya, "Sekarang membaca buku jadi lebih seru karena bisa sambil belajar tentang budaya kita sendiri. Diskusi bersama teman-teman juga jadi lebih menarik."

Melalui "Temba Kolo Dana Maju", SMP Negeri 10 Kota Bima berharap dapat melahirkan generasi muda yang tidak hanya melek digital dan berwawasan luas, tetapi juga mencintai serta bangga akan identitas budaya mereka. Inovasi ini menjadi bukti komitmen sekolah dalam menciptakan pendidikan yang relevan dengan perkembangan zaman tanpa melupakan akar budaya.