SMPN 10 Kota Bima Luncurkan Inovasi "LAJUMA", Jadikan Hafalan Juz Amma Lebih Bermakna

Kota Bima, 15 Juli 2024 – SMP Negeri 10 Kota Bima kembali menunjukkan komitmennya dalam memajukan pendidikan karakter melalui peluncuran inovasi unggulan "LAJUMA (Literasi Juz Amma): Hafalan dengan Pemahaman". Meskipun telah menjadi program unggulan sekolah sejak tahun 2020, inovasi ini secara resmi efektif diterapkan mulai 15 Juli 2024, menandai era baru dalam pembelajaran Al-Qur'an yang lebih mendalam dan terintegrasi.

Inovasi ini diinisiasi langsung oleh Kepala Sekolah, Bapak Suhardin, S.Pd., M.M., yang meyakini bahwa hafalan Al-Qur'an harus lebih dari sekadar melafalkan, melainkan meresap ke dalam hati dan pikiran siswa. LAJUMA dirancang untuk mengatasi tantangan hafalan yang cenderung mekanis, dengan berfokus pada pemahaman makna ayat-ayat suci. Tim pelaksana di lapangan dipimpin oleh guru-guru agama yang berdedikasi tinggi, yaitu Ustadz Muhammad Ja'far, S.Pd.I., Ustadz Najamuddin, S.Pd.I., dan Ustazah Nur Atikah, S.Pd.I. Dukungan juga datang dari guru mata pelajaran lain yang terpilih, seperti Syumardi, S.E., dan Muhammad Naim, S.Pd., yang menunjukkan kolaborasi lintas bidang dalam menyukseskan program ini.

LAJUMA mengusung empat program kegiatan utama yang inovatif:

    1. "Cerita di Balik Ayat": Para guru dan siswa secara bergantian menceritakan kisah-kisah inspiratif yang relevan dengan makna surat atau ayat tertentu. Misalnya, saat membahas Surat Al-A'la, siswa diajak menyelami kisah Nabi Musa dan Fir'aun. Pendekatan ini membuat hafalan tidak hanya kuat di memori, tetapi juga berkesan di hati.
    2. "Diskusi Makna Ayat": Setelah selesai menghafal satu surat, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi. Mereka didorong untuk menemukan pesan moral dan pelajaran berharga dari setiap ayat, menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.
    3. Jurnal Ayat": Setiap siswa diminta membuat jurnal pribadi. Di sini, mereka tidak hanya menuliskan ayat yang dihafal, tetapi juga merefleksikan bagaimana pesan ayat tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini menjadi jembatan antara teori dan praktik.
    4. "Hafalan Sambung Ayat": Kegiatan ini mengubah hafalan menjadi permainan yang menarik. Siswa harus melanjutkan ayat yang dibacakan, namun dengan menyebutkan terjemahan atau maknanya. Metode ini memastikan bahwa mereka tidak hanya hafal lafalnya, tetapi juga benar-benar mengerti isinya.

      Kepala Sekolah, Bapak Suhardin, S.Pd., M.M., berharap inovasi LAJUMA dapat menjadi model pembelajaran yang dapat direplikasi di sekolah lain. "Kami ingin menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup nyata bagi anak-anak kami. Dengan memahami maknanya, mereka akan memiliki fondasi karakter yang kokoh untuk menghadapi masa depan," ujarnya. Inovasi LAJUMA diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas hafalan dan pemahaman agama siswa, tetapi juga menumbuhkan generasi muda yang berakhlak mulia dan memiliki kecintaan mendalam terhadap kitab suci mereka.