Ponsel di Tangan, Fokus yang Terabaikan: Dampak Buruk Guru yang Terlalu Sering Menggunakan Ponsel di Kelas

Ol: Suhardin,S.Pd.,M.M.
Di era digital ini, ponsel pintar telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, tak terkecuali bagi para guru. Namun, penggunaan ponsel yang berlebihan selama jam pelajaran telah menjadi kebiasaan buruk yang merusak kualitas pembelajaran dan kredibilitas pendidik. Kebiasaan ini bukan sekedar gangguan kecil, melainkan masalah serius yang berdampak luas pada siswa dan lingkungan belajar.
1. Merusak Kredibilitas dan Otoritas Guru
Ketika seorang guru lebih sering membuka layar ponsel daripada siswanya, pesan yang disampaikan sangatlah jelas: "Ponsel saya lebih penting daripada Anda." Menurut Dr. Anne B. Smith, seorang pakar pendidikan dari Universitas California, "Penggunaan ponsel yang tidak relevan di kelas merusak otoritas guru. Siswa akan merasa bahwa guru tidak peduli, yang pada akhirnya mengurangi rasa hormat mereka terhadap pendidik." Kredibilitas seorang guru dibangun atas kepercayaan dan rasa hormat. Ketika guru sendiri melanggar aturan yang sering mereka terapkan pada siswa (yaitu, tidak menggunakan ponsel saat belajar), mereka memberikan contoh yang buruk dan mengikis fondasi kepercayaan tersebut.
2. Menurunkan Kualitas Interaksi dan Pembelajaran
Ponsel dapat menjadi penghalang antara guru dan siswa. Alih-alih mengamati ekspresi bingung siswa, mendengarkan pertanyaan mereka, atau memberikan umpan balik langsung, guru yang sibuk dengan ponselnya akan melewatkan momen-momen interaksi penting ini. Prof William Clark, seorang ahli psikologi pendidikan, menjelaskan bahwa "Pembelajaran efektif adalah proses dua arah. Jika satu pihak—dalam hal ini guru—terdistraksi oleh teknologi, aliran komunikasi akan terputus. Ini dapat menyebabkan siswa merasa mengabaikan dan enggan berpartisipasi." Akibatnya, kelas menjadi pasif, dan tujuan pembelajaran tidak tercapai secara optimal.
3. Memberikan Contoh Buruk tentang Pengelolaan Waktu
Guru adalah panutan bagi siswa. Penggunaan ponsel yang tidak tepat di kelas menunjukkan kurangnya profesionalisme dan manajemen waktu yang buruk. Jika guru bisa menggunakan ponsel sesuka hati, siswa juga akan merasa sah-sah saja melakukan hal yang sama. Hal ini menciptakan budaya kelas yang memungkinkan terhadap gangguan teknologi, yang sulit untuk diperbaiki di kemudian hari. Elizabeth Johnson dari Institut Pendidikan Nasional berpendapat, "Guru memiliki peran kunci dalam mengajar siswa tentang disiplin dan fokus. Jika mereka sendiri gagal menunjukkan kedisiplinan itu, kita tidak bisa berharap siswa akan mengikuti."
Solusi: Mengembalikan Fokus ke Kelas
Meskipun ponsel memiliki manfaat, penggunaannya di kelas harus dibatasi dan dikelola dengan bijak. Berikut beberapa tips praktisnya:
* Penyimpanan yang Tersembunyi: Tempatkan ponsel di laci meja atau tas selama jam pelajaran. Jauhkan dari pandangan untuk menghindari godaan.
*Komunikasi Terbuka: Jika ada alasan mendesak untuk memeriksa ponsel (misalnya, menunggu pesan penting dari orang tua atau panggilan darurat), memberitahu siswa secara transparan. Ini menunjukkan rasa hormat dan integritas.
* Gunakan Ponsel sebagai Alat Pembelajaran: Jika memungkinkan, integrasikan ponsel sebagai alat bantu dalam pembelajaran, seperti untuk kuis interaktif atau penelitian singkat, tetapi pastikan penggunaannya tetap terstruktur dan relevan.
Mengembalikan fokus ke interaksi tatap muka adalah kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang produktif. Dengan mengesampingkan ponsel dari pandangan dan memberikan perhatian penuh kepada siswa, guru tidak hanya meningkatkan kualitas pengajaran, tetapi juga membangun kembali fondasi rasa hormat dan kepercayaan yang sangat penting dalam prosas pendidikan.