Pemalakan di Sekolah: Faktor Penyebab dan Cara Penanggulangannya

Oleh: Suhardin, S.Pd., M.M.

Pemalakan—perilaku di mana seorang siswa memaksa atau mengancam siswa lain untuk menyerahkan uang atau barang—adalah bentuk perundungan yang sering terjadi di sekolah. Praktik ini tidak hanya merugikan korban secara material, tetapi juga meninggalkan dampak psikologis yang mendalam. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi kita untuk memahami akar penyebabnya dan menerapkan strategi penanggulangan yang efektif.

Faktor-Faktor Penyebab Pemalakan

Pemalakan tidak muncul begitu saja. Ada berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, yang berkontribusi terhadap munculnya perilaku ini.

 * Faktor Individual: Pelaku pemalakan sering kali memiliki masalah emosional atau psikologis. Mereka mungkin memiliki kontrol diri yang buruk, rasa empati yang rendah, dan cenderung mencari perhatian melalui perilaku agresif. Beberapa pelaku mungkin berasal dari keluarga yang tidak harmonis, di mana kekerasan atau penekanan adalah hal yang biasa.

 * Faktor Lingkungan Keluarga: Lingkungan rumah memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak. Kurangnya pengawasan dari orang tua, komunikasi yang buruk, atau paparan terhadap kekerasan di rumah dapat memicu anak untuk meniru perilaku agresif di sekolah. Anak yang terbiasa mendapatkan apa yang diinginkan dengan paksaan di rumah cenderung melakukan hal yang sama di luar.

 * Faktor Lingkungan Sekolah: Budaya sekolah yang tidak tegas terhadap perilaku bullying dan pemalakan dapat menjadi "lahan subur" bagi praktik ini. Kurangnya pengawasan guru, ketiadaan sanksi yang jelas, dan sikap "membiarkan" dari pihak sekolah memberikan sinyal kepada pelaku bahwa tindakan mereka tidak akan mendapatkan konsekuensi serius.

 * Faktor Sosial dan Ekonomi: Tekanan untuk tampil "keren" atau memiliki barang-barang mewah di kalangan remaja seringkali menjadi motif di balik pemalakan. Pelaku mungkin memalak untuk memenuhi keinginan gaya hidup yang tidak bisa mereka dapatkan dari orang tua, atau untuk mendapatkan pengakuan dan status di mata teman-teman.

Cara Penanggulangan Pemalakan

Menanggulangi pemalakan memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif dari semua pihak—sekolah, orang tua, dan siswa.

 * Membangun Komunikasi yang Kuat: Sekolah harus menciptakan iklim di mana siswa merasa aman untuk melaporkan insiden pemalakan tanpa rasa takut. Guru dan staf sekolah perlu membangun hubungan yang dekat dan terpercaya dengan siswa. Orang tua juga harus berkomunikasi secara terbuka dengan anak mereka.

 * Menerapkan Sanksi yang Tegas dan Konsisten: Sekolah harus memiliki kebijakan anti-pemalakan yang jelas dan memberikan sanksi yang tegas dan konsisten kepada setiap pelaku. Hukuman yang diterapkan harus bersifat edukatif, seperti bimbingan konseling, agar pelaku menyadari kesalahan mereka dan tidak mengulangi perbuatannya.

 * Meningkatkan Pengawasan di Area Rawan: Guru dan staf sekolah harus lebih sering berpatroli di area-area yang sering menjadi tempat pemalakan, seperti toilet, kantin, dan sudut-sudut sekolah yang sepi.

 * Edukasi dan Pemberdayaan Siswa: Berikan edukasi kepada siswa tentang cara mengatasi dan melaporkan pemalakan. Sekolah dapat mengadakan program edukasi anti-bullying yang mengajarkan siswa tentang rasa empati, penyelesaian konflik, dan pentingnya saling menghargai.

 * Peran Aktif Orang Tua: Orang tua harus aktif memantau pergaulan anak mereka dan mengenali tanda-tanda anak menjadi korban atau pelaku pemalakan. Mendiskusikan nilai-nilai moral dan etika di rumah juga sangat penting.

Penutup

Pemalakan adalah masalah serius yang mengancam keamanan dan kenyamanan lingkungan belajar. Dengan memahami faktor-faktor penyebabnya dan menerapkan langkah-langkah penanggulangan yang terstruktur, kita dapat menciptakan sekolah yang aman dan suportif bagi setiap siswa. Mari bersama-sama membangun budaya sekolah yang menjunjung tinggi empati, rasa hormat, dan keadilan.