Membangun Sekolah Unggulan: Lebih dari Status, Diperlukan 3 Pilar Utama sebagai Penopangnya

Oleh: Suhardin, S.Pd., M.M.

Kepala SMP Negeri 10 Kota Bima

Sekolah unggulan seringkali diidentikkan dengan fasilitas mewah, label prestise, atau hasil akademik semata. Namun, gagasan ini harus bergeser. Keberhasilan sekolah unggulan tidak hanya terletak pada statusnya, melainkan pada implementasi program yang terukur dan menyeluruh. Sekolah unggulan harus menjadi lokomotif perubahan yang mampu menggerakkan ekosistem pendidikan ke arah yang lebih baik. Untuk mewujudkan visi ini, saya mengusulkan tiga pilar utama yang saling mendukung: IMK, TQM, dan Fasta.

1. Implementasi Multi Kurikulum (IMK)

Pilar pertama adalah penggunaan multi kurikulum yang fleksibel. Kurikulum ini tidak hanya berpatokan pada standar nasional, tetapi juga berinovasi untuk memenuhi kebutuhan siswa dan tuntutan zaman. Dengan memadukan kurikulum nasional dengan materi internasional atau kurikulum internal, sekolah dapat menciptakan pengalaman belajar yang kaya dan relevan. Tujuan akhirnya adalah mencetak lulusan yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan daya saing yang tinggi.

2. Strategi Total Quality Management (TQM)

Pilar kedua adalah penerapan Total Quality Management (TQM), sebuah filosofi manajemen yang berfokus pada peningkatan kualitas secara berkelanjutan. TQM akan memastikan bahwa seluruh aspek sekolah bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan bersama.

Strategi ini didukung oleh lima sub-pilar:

 * Produk: Lulusan yang dihasilkan harus memiliki kualitas, karakter, dan daya saing tinggi. Mereka bukan hanya cerdas, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan siap menghadapi tantangan global.

 * Proses: Sekolah harus memiliki standardisasi proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Ini mencakup metode pengajaran, evaluasi, dan dukungan siswa yang terstruktur.

 * Organisasi: Struktur dan tata kelola sekolah harus profesional, kolaboratif, dan akuntabel. Setiap elemen, dari pimpinan hingga staf, harus memahami peran mereka dalam mencapai visi sekolah.

 * Kepemimpinan Kolektif Kolegial: Pengambilan keputusan harus melibatkan seluruh warga sekolah—guru, staf, dan orang tua. Kepemimpinan yang partisipatif akan menumbuhkan rasa kepemilikan dan komitmen.

 * Komitmen: Seluruh warga sekolah harus memiliki komitmen kuat untuk terus meningkatkan kualitas. Ini adalah kunci keberhasilan TQM yang berkelanjutan.

Dalam proses pelaksanaannya TQM juga harus menerapkan lima prinsip dasar: fokus pada siswa, perbaikan berkelanjutan, keterlibatan total, fokus pada proses, dan pengambilan keputusan berbasis data. Prinsip-prinsip ini memastikan perbaikan mutu pendidikan yang berkesinambungan.

3. Program Unggulan Islami "Fastabiqul Khairat" (Fasta)

Pilar terakhir, dan yang menjadi ciri khas gagasan ini, adalah program "Fastabiqul Khairat" (Fasta) yang berarti “berlomba-lomba dalam kebaikan.” Program ini telah diterapkan di SMP Negeri 10 Kota Bima dan mencakup 10 kegiatan unggulan yang berlandaskan nilai-nilai Islami dan kearifan lokal. Beberapa di antaranya:

 * Menghafal Al-Qur'an dan hadis pilihan, serta kegiatan keagamaan seperti Tematik Sirah Nabawiyah, Murottal Al-Qur'an, dan kaligrafi. Ini bertujuan untuk menanamkan pondasi spiritual yang kuat.

 * Gerakan peduli lingkungan melalui program "Bisa Kolo Makakila" (mewujudkan lingkungan yang bersih, indah, sehat, dan asri) yang mengintegrasikan kolaborasi dengan masyarakat sekitar.

 * Peningkatan literasi melalui "Temba Kolo Dana Maju" (literasi melalui membaca kolektif online), sebuah program yang mengintegrasikan budaya Bima, "Maja Labo Dahu" (malu dan takut berbuat salah), untuk membiasakan karakter baik.

 * Shalat Dhuha dan Dhuhur berjamaah, serta lomba-lomba Islami seperti Quiz dan Cerdas Cermat online.

Dengan memadukan multi kurikulum inovatif, manajemen kualitas yang terukur, dan penguatan karakter berbasis keagamaan, sekolah unggulan tidak hanya akan mencetak siswa berprestasi secara akademis, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan kecintaan terhadap budaya lokal. Konsep ini diharapkan menjadi peta jalan bagi seluruh sekolah di Kota Bima untuk bersama-sama meningkatkan mutu pendidikan dan menciptakan generasi penerus yang unggul dan berkarakter.