Penerapan Total Quality Management (TQM) dalam penyelenggaraan sekolah unggulan di Kota Bima

Oleh: Suhardin,S.Pd.,M.M. (Kepala SMP Negeri 10 Kota Bima)

Penerapan Total Quality Management (TQM) dalam penyelenggaraan sekolah unggulan, seperti SD dan SMP di Kota Bima, merupakan pendekatan strategis untuk mencapai kualitas pendidikan yang optimal. TQM, sebagai sebuah filosofi manajemen, berfokus pada perbaikan berkelanjutan dan kepuasan pelanggan, dalam konteks ini, siswa, orang tua, dan masyarakat.

1. Pilar Pertama: Produk yang Bermutu (Lulusan Unggul) 

Produk utama dari institusi pendidikan adalah lulusan. Dalam TQM, "produk yang bermutu" berarti menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi akademis, karakter, dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman.

 * Menurut Suhardin,S.Pd.,M.M. bahwa Penerapan: Sekolah Unggulan harus fokus pada Implementasi Multi kurikulum (IMK) yang relevan, metode pengajaran inovatif, evaluasi yang komprehensif, dapat menerapkan program-program pengayaan, bimbingan belajar, dan kegiatan ekstrakurikuler yang terstruktur untuk mengasah bakat dan minat siswa.

 * Pendapat Ahli: Dr. W. Edwards Deming, salah satu bapak TQM, menekankan pentingnya perbaikan berkelanjutan. Menurutnya, kualitas tidak dicapai hanya dengan inspeksi akhir, tetapi melalui perbaikan terus-menerus di setiap tahap proses. Philip B. Crosby juga berpendapat bahwa "kualitas itu gratis" karena biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan akan lebih rendah daripada biaya kegagalan.

2. Pilar Kedua: Proses yang Berbasiskan Management by Process 

Manajemen berbasis proses berfokus pada perbaikan alur kerja dan prosedur operasional sekolah, mulai dari pendaftaran siswa, proses pembelajaran, hingga kelulusan.

 * Penerapan: Sekolah perlu membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas untuk setiap aktivitas. Misalnya, proses penerimaan siswa baru yang transparan, alur pengajaran yang efisien, dan sistem penilaian yang akuntabel. Pendekatan ini memastikan setiap tahapan dijalankan dengan benar dan dapat dievaluasi untuk perbaikan.

 * Pendapat Ahli: Joseph M. Juran menganjurkan pendekatan "Trilogi Juran" yang terdiri dari perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, dan peningkatan kualitas. Manajemen berbasis proses adalah inti dari trilogi ini, di mana setiap proses diukur, dipantau, dan ditingkatkan.

3. Pilar Ketiga: Organisasi Berorientasi Sistem Staffing (The Right Man on the Right Place) 

Pilar ini menekankan pentingnya menempatkan guru dan staf yang memiliki kompetensi, kualifikasi, dan motivasi yang sesuai dengan posisinya.

 * Penerapan: Menurut Suhardin, S.Pd., M.M., kepala sekolah unggulan, harus melakukan analisis kebutuhan staf, rekrutmen yang selektif, dan penempatan yang strategis. Misalnya, guru yang ahli di bidang sains ditempatkan di kelas unggulan sains, atau staf administrasi yang cakap dalam sistem ditempatkan di bagian tata usaha.

 * Pendapat Ahli: Peter Drucker, seorang ahli manajemen, menekankan bahwa efektivitas organisasi sangat bergantung pada penempatan sumber daya manusia yang tepat. Menempatkan individu di posisi yang sesuai dengan keahlian mereka akan meningkatkan produktivitas, moral kerja, dan kontribusi terhadap tujuan organisasi.

4. Pilar Keempat: Kepemimpinan Kolektif Kolegial (K3) 

Kepemimpinan K3 adalah gaya kepemimpinan di mana keputusan diambil secara bersama-sama melalui musyawarah dan kolaborasi antara kepala sekolah, guru, dan staf.

 * Penerapan: Kepala sekolah harus menciptakan lingkungan kerja yang terbuka dan partisipatif. Guru dan staf didorong untuk memberikan masukan, berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah, dan merasa memiliki terhadap sekolah. Ini bisa dilakukan melalui rapat rutin, kelompok kerja, atau forum diskusi.

 * Pendapat Ahli: Stephen Covey dalam bukunya "The 7 Habits of Highly Effective People" menekankan pentingnya sinergi, yaitu bekerja sama untuk mencapai hasil yang lebih besar daripada jika bekerja sendiri. Gaya kepemimpinan kolektif kolegial sejalan dengan prinsip ini, membangun kepercayaan, komitmen, dan rasa tanggung jawab bersama.

5. Pilar Kelima: Komitmen 

Komitmen adalah pilar fundamental yang harus dimiliki oleh seluruh elemen sekolah: kepala sekolah, guru, staf, siswa, dan orang tua. Komitmen ini mencakup dedikasi untuk mencapai visi dan misi sekolah serta kemauan untuk terus berinovasi dan berbenah.

 * Penerapan: Kepala sekolah harus menjadi teladan dalam menunjukkan komitmen. Ia dapat membangun budaya kerja yang positif, memberikan apresiasi terhadap kinerja baik, dan secara rutin mengkomunikasikan pentingnya kualitas kepada seluruh warga sekolah. Komitmen ini juga harus ditanamkan pada siswa agar mereka berkomitmen pada proses belajar.

 * Pendapat Ahli: John P. Kotter, seorang ahli perubahan organisasi, mengatakan bahwa komitmen dari seluruh jajaran adalah kunci keberhasilan implementasi strategi baru. Tanpa komitmen yang kuat, inisiatif perubahan, seperti penerapan TQM, akan sulit untuk berhasil dan seringkali hanya bersifat sementara.

Penerapan kelima pilar ini secara terpadu akan memungkinkan SD dan SMP unggulan di Kota Bima untuk tidak hanya mencapai, tetapi juga mempertahankan dan terus meningkatkan kualitas pendidikan yang mereka tawarkan.