Hikmah di Balik Nyamuk: Kepala SMPN 10 Kota Bima Sampaikan Kajian Kultum Mendalam tentang Ciptaan Allah

KOTA BIMA—Kepala SMPN 10 Kota Bima, Bapak Suhardin, S.Pd., MM, mengisi kajian kultum yang inspiratif usai sholat berjamaah Dhuhur yang dipimpin oleh ustadz Yunus Masrun di Musholla Fastabiqul Khairat SMPN 10 Kota Bima pada hari Rabu, 15 Oktober 2025. Kajian ini dihadiri oleh para siswa, guru, dan Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) dengan fokus utama pada pemahaman bahwa tidak ada ciptaan Allah SWT yang sia-sia.
Menggali Makna di Balik Makhluk Terkecil
Dalam budayanya, Bapak Suhardin mengetengahkan contoh yang sering luput dari perhatian, yaitu penciptaan nyamuk. Secara kasat mata, nyamuk adalah makhluk kecil yang menjijikkan dan seringkali menjadi sumber masalah kesehatan akibat gigitannya. Namun, Kepala Sekolah yang dikenal dengan pandangan visionernya ini mengajak seluruh hadirin untuk memikirkan hikmah yang lebih besar.
Bapak Suhardin memaparkan sebuah analisis ekonomi dan sosial yang menarik:
- Perekonomian Berputar: Entah berapa juta manusia yang dapat menikmati hidup layak dari makhluk kecil pengganggu ini. Karyawan di perusahaan pembuat obat nyamuk memperoleh gaji untuk menafkahi diri, keluarga, bahkan bersedekah kepada para du'afa (kaum lemah).
- Kesejahteraan Tenaga Medis: Gigitan nyamuk yang menyebabkan penyakit telah membuka pintu rezeki yang melimpah bagi para dokter dan perusahaan farmasi, yang kemudian memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat.
- Peningkatan Ilmu Pengetahuan: Tak terhitung banyaknya peneliti yang berhasil meraih gelar akademis tertinggi dari hasil penelitiannya yang berkaitan dengan nyamuk, berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan.
- Penggerak Usaha Kecil: Hingga ke kios-kios kecil, baik di kota maupun pedesaan, meraup keuntungan signifikan dari hasil penjualan obat anti nyamuk, menggerakkan roda perekonomian mikro.
- Setiap kesulitan yang ditimbulkan oleh nyamuk, ternyata menjadi ladang rezeki, ladang ilmu, dan ladang amal bagi jutaan manusia. Ini membuktikan bahwa di balik ciptaan yang seolah-olah 'mengganggu', terdapat sistem kehidupan yang teratur dan saling bergantung,” tegas Bapak Suhardin.
Penutup Kultum dengan Doa yang Penuh Makna
Kultum ditutup dengan analisis mendalam terhadap sebuah penggalan doa yang diambil dari Al-Qur'an, yaitu:
“Rabbana maa khalaqta haadza baatilan subhaanaka fa qinaa ‘adzaaban naar.”
Ayat tersebut (QS. Ali 'Imran: 191) memiliki arti: "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
Analisis ini menjadi pengingat bagi seluruh warga sekolah bahwa tidak ada satu pun ciptaan Allah SWT, yang ringkas atau 'seburuk' apa pun di mata manusia, yang diciptakan tanpa tujuan. Segala sesuatu mengandung hikmah dan manfaat, yang menuntut manusia untuk selalu berpikir, bersyukur, dan menjauhi kesia-siaan dalam hidup.
Kehadiran kajian kultum rutin ini diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai keagamaan dan etos berpikir kritis yang mendalam bagi seluruh siswa, guru, dan staf SMPN 10 Kota Bima. [Deo]