Rasa Malu (Maja Labo Dahu) sebagai Fondasi Karakter Islami di SMPN 10 Kota Bima

KOTA BIMA – Kepala SMPN 10 Kota Bima, Bapak Suhardin, S.Pd., M.M, mengawali tauziyahnta dengan mengungkapkan salah satu hadits Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam "Alhaya'u minal iman" (malu bagian dari iman) dilandasi oleh pemikiran betapa pentingnya penanaman rasa malu (Maja Labo Dahu) sebagai landasan utama terbentuknya akhlakul karimah. Hal ini disampaikan dalam kegiatan iman dan takwa (Imtaq) rutin yang diadakan setiap hari Jumat di sekolah tersebut.

Menurut Bapak Suhardin, karakter malu, yang merupakan nilai filosofis masyarakat Bima, adalah kunci yang dapat mengantarkan seseorang menjadi pribadi yang unggul dalam aspek IQ (Kecerdasan Intelektual), EQ (Kecerdasan Emosional), dan SQ (Kecerdasan Spiritual).

"Rasa malu adalah benteng pertama dari perbuatan dosa dan keji. Pribadi yang memiliki rasa malu akan selalu berusaha menjaga diri, tutur kata, dan perilakunya, sehingga secara otomatis akan meningkatkan kualitas diri secara intelektual, emosional, dan spiritual," ujar Bapak Suhardin. (14/11/2025)

Meneladani Rasa Malu Para Nabi dan Sahabat

Dalam tauziyahnya, Bapak Suhardin menjadikan kisah-kisah teladan (ibroh) dari para Nabi dan Sahabat Nabi sebagai wujud nyata dari kekuatan rasa malu:

  1. Nabi Adam AS berlari tenaga karena malu kepada Allah SWT setelah melakukan dosa dengan memakan buah khuldi.
  2. Rasulullah Muhammad SAW tampak merah wajahnya karena malu ketika jubahnya tersingkap dan terlihat betisnya.
  3. Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA menjawab seribu bahasa saat hendak melamar Fathimah Az-Zahra karena merasa malu tidak memiliki harta yang cukup untuk dijadikan mahar.

Pertanyaan reflektif pun disampaikan kepada seluruh yang hadirin: “Apakah kita, di zaman modern ini, masih memiliki rasa malu yang sedalam itu?”

Kesimpulan dan Program Sekolah

Kegiatan Imtaq ini menekankan tiga poin penting mengenai nilai rasa malu:

  1. Malu adalah landasan moral yang mendorong seseorang untuk selalu berbuat kebajikan dan mencegah dari segala bentuk kemaksiatan, sehingga menjadikannya pribadi yang berakhlak mulia (karimah).
  2. Manifestasi malu dalam kehidupan sehari-hari adalah menjaga etika berinteraksi, menghindari perilaku koruptif, menghindari perkataan kotor, tidak terlambat sampai di sekolah, tidak bolos, melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, dan selalu berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan budaya yang luhur.
  3. Jika ingin sukses dalam meraih IQ, EQ, dan SQ, milikilah rasa malu yang kuat. Hal ini sejalan dengan program unggulan sekolah, yaitu TEMBA KOLO DANA MAJU (Literasi Melalui Membaca Kolektif Online dalam Ranah Filosofi Bima Maja Labo Dahu). Program ini bertujuan mengintegrasikan kegiatan literasi dengan nilai luhur budaya Bima untuk mencetak generasi yang cerdas dan berkarakter.

Diyakini, melalui penguatan nilai Maja Labo Dahu, seluruh civitas akademika SMPN 10 Kota Bima dapat menjadi agen perubahan yang menjunjung tinggi integritas dan moralitas, sesuai dengan visi pendidikan Kota Bima. [Deo]