Perpustakaan Sebagai Terminal Pelaksanaan Literasi

Tidak ada guru di kelas bukanlah akhir dari kehidupan pendidikan, justru momen tersebut dijadikan kebangkitan literasi di SMPN 10 Kota Bima. Sebagaimana yang dicontohkan murid kelas 8, mereka memilih menuju perpustakaan sebagai pengganti ketika guru berhalangan karena sesuatu.
Guru Piket SMPN 10 Kota Bima, Furkan Hadikusuma kepada Channel 10K mengatakan, kebetulan hari ini ada guru yang berhalangan karena mengikuti kegiatan dinas, sehingga kegiatan belajarnya diarahkan ke perpustakaan sesuai petunjuk guru mapelnya sehingga proses KBM tetap berjalan baik.
Kata dia, di perpustakaan siswa diberi kebebasan memilih buku sesuai minat belajarnya, kemudian membaca sesuai gaya belajarnya. "Usai membaca murid akan ditanyakan judul buku bacaannya, pengarang, penerbit, tahun terbitan, tokoh-tokoh dalam cerita, hal-hal yang menarik dalam buku tersebut dan apa poin atau pesan yang akan disampaikan buku tersebut. "Usai menjawab, siswa dapat mengirim jawabanya masing-masing langsung ke guru mapel," ujar guru BK ini.
Ke depan akan dipertimbangkan lagi tentang cara untuk meningkatkan kemampuan literasi, selain dari program Inobel Temba Koko. (*)